Peran Anak dalam Keluarga

Pendahuluan

Anak merupakan amanah dan karunia yang diberikan Allah ﷻ kepada kedua orang tua. Mereka bukan sekadar anggota keluarga, tetapi memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan, keharmonisan, dan keberkahan rumah tangga. Di dalam Islam, anak adalah sumber kebahagiaan, namun sekaligus ujian tanggung jawab. Oleh karena itu, peran anak dalam keluarga harus dipahami dan dijalankan dengan baik.


Anak sebagai Amanah dari Allah ﷻ

Allah ﷻ berfirman:

وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۙ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

“Dan ketahuilah bahwa harta-harta kalian dan anak-anak kalian hanyalah cobaan, dan di sisi Allah terdapat pahala yang besar.” (Al-Anfāl: 28)

Ayat ini menunjukkan bahwa keberadaan anak adalah ujian. Orang tua diuji dalam mendidik, membimbing, dan menjaga mereka agar berjalan di atas ketaatan kepada Allah ﷻ.


Anak sebagai Penyejuk Hati

Anak dapat menjadi penyejuk hati, penguat semangat, dan pelipur lelah bagi orang tuanya. Allah ﷻ memuji orang-orang beriman yang berdoa agar keluarga mereka menjadi sumber ketenangan:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan dan keturunan yang menyejukkan hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Furqān: 74)

Anak menjadi penyejuk hati ketika ia tumbuh dalam keimanan dan ketakwaan.


Peran Anak dalam Kebaikan Keluarga

1. Berbakti kepada Orang Tua

Berbakti kepada orang tua adalah kewajiban besar. Allah ﷻ berfirman:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

“Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orang tua.” (Al-Isrā’: 23)

Berbakti bukan hanya memberi materi, tetapi menghormati, mendengar, membantu, dan tidak menyakiti hati orang tua.

2. Menjaga Akhlak dan Adab

Akhlak mulia seorang anak akan membawa ketenteraman dalam rumah. Sebaliknya, akhlak yang buruk dapat merusak suasana keluarga. Karena itu, akhlak anak adalah peran dan tanggung jawab yang harus dijaga.

3. Membantu dalam Tugas Rumah dan Sosial

Anak bukan hanya penerima kasih sayang, tetapi juga pendukung kehidupan keluarga. Membantu pekerjaan rumah, memperhatikan adik, atau mendoakan orang tua adalah bentuk partisipasi yang bernilai pahala.


Anak Shalih adalah Amal Jariyah

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Apabila manusia meninggal dunia, maka terputus amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah رضي الله عنه)

Anak yang shalih menjadi investasi akhirat bagi orang tua, karena doa dan amal baiknya terus mengalirkan pahala.


Penutup

Peran anak dalam keluarga bukan hanya sebagai generasi penerus, tetapi sebagai penyejuk hati, penopang kehidupan rumah tangga, dan sumber pahala di dunia serta akhirat. Maka, anak hendaknya tumbuh dalam adab, ketaatan kepada Allah ﷻ, serta berbakti kepada orang tua. Keluarga akan menjadi harmonis jika anak memahami perannya dengan iman dan akhlak mulia.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Tinggalkan Balasan