Pendahuluan
Masa muda adalah masa terbaik dalam kehidupan manusia. Energi, semangat, dan waktu yang dimiliki menjadi modal besar untuk beramal shalih. Namun, banyak pemuda yang menyia-nyiakannya hanya untuk kesenangan dunia yang fana. Padahal, amal shalih adalah investasi abadi yang hasilnya tidak akan pernah habis, baik di dunia maupun di akhirat.
Pemuda yang cerdas bukan hanya yang mengejar cita-cita dunia, tetapi juga yang memanfaatkan waktunya untuk menanam amal kebaikan demi kehidupan kekal di sisi Allah ﷻ.
Nilai Amal Shalih dalam Pandangan Islam
Allah ﷻ berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Barang siapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Kami akan balas dengan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (An-Nahl: 97).
Ayat ini menunjukkan bahwa amal shalih bukan hanya memberi ganjaran di akhirat, tetapi juga mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan hidup di dunia. Amal shalih menjadi bukti keimanan yang nyata — bukan sekadar ucapan, tetapi tindakan yang diridhai Allah ﷻ.
Pemuda: Waktu Terbaik untuk Beramal
Rasulullah ﷺ mengingatkan kita agar menghargai masa muda sebelum datang masa tua:
اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara: masa mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu (HR. Hakim dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما, dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani).
Pemuda yang sadar akan singkatnya waktu tidak akan menunda-nunda amal kebaikan. Ia akan berlari mengejar pahala dan ridha Allah ﷻ selagi kesempatan masih ada.
Contoh Amal Shalih yang Bernilai Abadi
1. Shalat dan Dzikir
Shalat adalah tiang agama dan amal pertama yang dihisab pada hari kiamat. Rasulullah ﷺ bersabda:
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ، وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ، وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ
Pokok segala perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad (HR. Tirmidzi dari Mu’adz bin Jabal رضي الله عنه, dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani).
Pemuda yang menjaga shalat berarti sedang memperkokoh hubungan dengan Rabb-nya. Begitu juga dzikir, ia menenangkan jiwa dan menjaga hati dari kelalaian.
2. Sedekah dan Kepedulian Sosial
Pemuda yang gemar bersedekah adalah pemuda yang memiliki hati lembut dan iman kuat. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
Harta tidak akan berkurang karena sedekah (HR. Muslim dari Abu Hurairah رضي الله عنه).
Sedekah adalah amal yang tidak pernah rugi. Ia menolak bala, menambah keberkahan, dan menjadi tabungan di akhirat.
3. Menuntut Ilmu dan Mengajarkannya
Menuntut ilmu termasuk amal shalih yang pahalanya terus mengalir. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga (HR. Muslim dari Abu Hurairah رضي الله عنه).
Pemuda yang menuntut ilmu bukan hanya mengangkat derajat dirinya, tetapi juga membuka jalan keberkahan bagi umat.
4. Amal Jariyah dan Dakwah
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا مَاتَ الإِنسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلاَثَةٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Apabila manusia meninggal dunia, maka terputus amalnya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya (HR. Muslim dari Abu Hurairah رضي الله عنه).
Pemuda yang aktif dalam dakwah, membangun kebaikan, dan menebar ilmu adalah pemuda yang menanam amal jariyah — investasi yang terus mengalir pahalanya bahkan setelah kematian.
Semangat Amal Shalih dari Pemuda dalam Sejarah
Banyak tokoh muda dalam Islam yang menjadi inspirasi karena amal shalih mereka:
-
Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه, pemuda pertama yang masuk Islam dan berani menggantikan tempat tidur Rasulullah ﷺ saat peristiwa hijrah.
-
Mus’ab bin ‘Umair رضي الله عنه, pemuda yang meninggalkan kemewahan demi dakwah di Madinah.
-
Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه, yang mendalami Al-Qur’an sejak muda dan menjadi pengajar utama bagi generasi sahabat.
Mereka semua menunjukkan bahwa masa muda adalah masa emas untuk menanam amal shalih yang abadi.
Amal Shalih sebagai Bekal Akhirat
Setiap amal shalih yang dilakukan pemuda tidak akan pernah sia-sia. Allah ﷻ berfirman:
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya ia akan melihat (balasannya) (Az-Zalzalah: 7).
Tidak ada amal kecil yang sia-sia di sisi Allah ﷻ. Senyum, salam, membantu teman, menahan marah, atau menulis kebaikan di media sosial — semuanya bernilai amal jika dilakukan dengan ikhlas.
Penutup
Amal shalih adalah investasi abadi yang tidak akan pernah rugi. Pemuda yang mengisi hidupnya dengan ketaatan dan kebaikan akan menuai hasilnya di dunia dan di akhirat. Gunakan masa muda untuk menanam amal yang kekal, karena kelak waktu akan berlalu, dan yang tersisa hanyalah catatan amal.
Rasulullah ﷺ bersabda:
اغْتَنِمْ شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ
Manfaatkan masa mudamu sebelum datang masa tuamu (HR. Hakim).
Jadilah pemuda yang berorientasi akhirat, bukan hanya dunia. Karena amal shalih yang engkau tanam hari ini akan menjadi cahaya dan kebahagiaanmu di surga kelak.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|


