Pendahuluan
Rumah tangga yang baik bukan hanya keluarga yang bahagia, tetapi keluarga yang terus memperbaiki diri. Muhasabah keluarga adalah upaya menilai diri, mengevaluasi kekurangan, serta meningkatkan kualitas iman, akhlak, dan hubungan antar anggota keluarga. Dengan muhasabah, rumah menjadi lebih tenang, hati lebih lembut, dan keluarga semakin dekat kepada Allah ﷻ.
Makna Muhasabah dalam Islam
Muhasabah berarti introspeksi atau mengevaluasi diri. Seorang Muslim dianjurkan untuk melakukan muhasabah agar terhindar dari kelalaian.
Allah ﷻ berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah, dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah ia persiapkan untuk hari esok.” (Al-Hasyr: 18)
Ayat ini menjadi dasar bahwa muhasabah adalah kewajiban bagi setiap Muslim, termasuk dalam kehidupan keluarga.
Mengapa Muhasabah Keluarga Penting?
1. Menguatkan Hubungan dengan Allah ﷻ
Keluarga yang bermuhasabah akan sadar akan kekurangan ibadah dan berusaha memperbaikinya.
2. Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga
Dengan muhasabah, suami istri mengetahui kesalahan masing-masing dan memperbaiki sikap.
3. Meningkatkan Kualitas Pendidikan Anak
Orang tua dapat mengevaluasi apakah mereka telah menjadi teladan yang baik bagi anak-anak.
4. Menjaga Rumah dari Fitnah Dunia
Muhasabah membantu keluarga menyadari bahaya yang mungkin masuk ke dalam rumah—baik dari tontonan, pergaulan, atau kebiasaan buruk.
Dalil-Dalil Tentang Pentingnya Muhasabah
1. Perintah Menghisab Diri Sebelum Di-Hisab
Umar bin Khattab رضي الله عنه berkata:
حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا
“Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab.”
Ungkapan ini selaras dengan makna ayat di atas dan menjadi prinsip penting bagi keluarga Muslim.
2. Muhasabah Mendatangkan Kebaikan
Rasulullah ﷺ bersabda:
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ
“Orang cerdas adalah yang menghisab dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati.” (HR. Tirmidzi dari Syaddad bin Aus رضي الله عنه, dishahihkan Al-Albani)
Muhasabah adalah sifat orang cerdas—termasuk dalam kehidupan rumah tangga.
Bidang-Bidang Muhasabah Keluarga
1. Muhasabah Ibadah
-
Apakah seluruh anggota keluarga menjaga shalat tepat waktu?
-
Apakah rumah ramai dengan bacaan Al-Qur’an?
-
Apakah doa dan dzikir pagi-sore telah dibiasakan?
2. Muhasabah Akhlak
-
Apakah suami, istri, dan anak saling menghormati?
-
Adakah ucapan kasar atau perilaku yang melukai?
-
Apakah sifat sombong, egois, dan keras kepala mulai tumbuh?
3. Muhasabah Keuangan
-
Apakah keluarga telah menjauhi riba?
-
Apakah nafkah yang diberikan halal?
-
Apakah sedekah dan zakat ditunaikan?
4. Muhasabah Pendidikan Anak
-
Apakah anak dipantau dalam penggunaan gadget?
-
Apakah mereka tumbuh dengan adab?
-
Apakah kebiasaan baik sudah dijadikan contoh oleh orang tua?
5. Muhasabah Hubungan Suami Istri
-
Apakah komunikasi berjalan dengan lembut dan saling memahami?
-
Adakah masalah yang belum selesai tetapi dibiarkan berlarut-larut?
-
Apakah masing-masing menjalankan perannya sesuai syariat?
6. Muhasabah Waktu
-
Berapa banyak waktu keluarga dihabiskan untuk hal bermanfaat?
-
Bukankah waktu banyak terbuang untuk scrolling media sosial?
-
Apakah keluarga punya waktu khusus untuk ilmu dan diskusi?
Langkah-Langkah Praktis Melakukan Muhasabah Keluarga
1. Menentukan Waktu Khusus untuk Muhasabah
Misalnya setiap malam sebelum tidur atau setiap akhir pekan.
2. Bersikap Jujur dan Lembut
Muhasabah bukan saling menyalahkan, tetapi saling memperbaiki.
3. Menulis Pencapaian dan Kekurangan
Catatan ini menjadi panduan langkah perbaikan.
4. Menyusun Rencana Perbaikan Bersama
Baik dalam ibadah, kebiasaan, keuangan, atau pendidikan anak.
5. Memperbanyak Doa
Doa Nabi ﷺ:
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Ya Allah, tolonglah aku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan memperbaiki ibadahku kepada-Mu.” (HR. Abu Dawud dari Mu’adz bin Jabal رضي الله عنه, dishahihkan Al-Albani)
Doa ini sangat tepat untuk memohon taufik dalam memperbaiki keluarga.
Muhasabah dalam Keluarga Para Sahabat
1. Keluarga Umar bin Khattab رضي الله عنه
Umar sering mengumpulkan anggota keluarganya lalu berkata:
“Apakah kalian menjaga shalat? Apakah kalian menjaga amanah?”
2. Keluarga Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه dan Fathimah رضي الله عنها
Mereka saling menguatkan dalam ibadah dan kesabaran dalam kesederhanaan hidup.
Mereka menjadikan muhasabah sebagai tradisi rumah tangga.
Buah Muhasabah Keluarga
-
Rumah menjadi lebih harmonis
-
Iman keluarga semakin kuat
-
Anak tumbuh dalam lingkungan kebaikan
-
Kesalahan dapat diperbaiki sebelum membesar
-
Tercipta keluarga yang Allah ﷻ cintai
Allah ﷻ berfirman:
وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang bertakwa.” (Al-A’raf: 128)
Keluarga yang bermuhasabah adalah keluarga yang menuju ketakwaan.
Kesimpulan
Muhasabah keluarga adalah kebutuhan mendesak dalam menghadapi fitnah zaman. Dengan introspeksi rutin, keluarga dapat memperbaiki diri, menjaga hubungan, meningkatkan ibadah, serta mengarahkan rumah menuju keberkahan. Keluarga yang bermuhasabah adalah keluarga yang siap menuju ridha Allah ﷻ dan Surga-Nya.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|


