Pendahuluan
Rumah tangga dalam Islam bukan sekadar tempat tinggal dan berkumpulnya keluarga, tetapi merupakan ladang amal yang luas. Setiap aktivitas di dalamnya—jika dilandasi niat karena Allah ﷻ—akan bernilai ibadah. Menyediakan makanan untuk keluarga, mendidik anak, atau bahkan sekadar tersenyum kepada pasangan, semua dapat menjadi pahala di sisi Allah ﷻ bila dilakukan dengan niat yang benar.
Dasar Ibadah dalam Kehidupan Rumah Tangga
Islam mengajarkan bahwa seluruh aktivitas seorang mukmin dapat menjadi ibadah bila disertai niat ikhlas. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Al-Bukhārī dan Muslim dari Umar bin Al-Khaththāb رضي الله عنه)
Dengan demikian, segala aktivitas rumah tangga—baik suami maupun istri—dapat berubah menjadi ibadah jika diniatkan untuk mencari ridha Allah ﷻ.
Rumah Tangga: Tempat Mengamalkan Sunnah
Rasulullah ﷺ adalah teladan terbaik dalam kehidupan rumah tangga. Beliau ﷺ membantu istrinya, memperhatikan perasaan keluarganya, dan bergaul dengan mereka dengan penuh kasih sayang. Dalam sebuah hadits disebutkan:
كَانَ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلَاةُ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ
“Beliau (Rasulullah ﷺ) biasa membantu pekerjaan keluarganya, dan apabila waktu shalat tiba, beliau keluar untuk shalat.” (HR. Al-Bukhārī)
Meneladani sikap beliau dalam rumah tangga adalah bagian dari ibadah dan pengamalan Sunnah.
Ibadah dalam Hubungan Suami Istri
Bahkan hubungan suami istri yang halal pun bernilai ibadah. Rasulullah ﷺ bersabda:
وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيَأْتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ؟ قَالَ: أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلَالِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ
“Dan pada kemaluan salah seorang di antara kalian ada sedekah.” Para sahabat bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah jika salah seorang dari kami menyalurkan syahwatnya, dia mendapatkan pahala?’ Beliau menjawab: ‘Bukankah jika ia menyalurkannya pada yang haram, ia berdosa? Maka demikian pula jika ia menyalurkannya pada yang halal, maka baginya pahala.’” (HR. Muslim dari Abu Dzar رضي الله عنه)
Hadits ini menunjukkan bahwa seluruh aspek kehidupan rumah tangga dapat bernilai ibadah bila dilakukan dalam koridor syariat.
Mendidik Anak Sebagai Amal Jariyah
Mendidik anak dengan nilai Islam adalah amal jariyah yang terus mengalir pahalanya. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah رضي الله عنه)
Keluarga yang menjadikan pendidikan anak sebagai ibadah akan terus mendapatkan pahala hingga akhir hayat.
Menjaga Kehidupan Rumah Tangga dari Dosa
Agar rumah tangga menjadi ibadah, maka harus dijaga dari hal-hal yang dilarang Allah ﷻ, seperti riba, ghibah, kemaksiatan, dan lalai dari zikir. Allah ﷻ berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (At-Taḥrīm: 6)
Ayat ini mengandung perintah agar kepala keluarga memimpin rumahnya dengan ilmu, ibadah, dan keteladanan.
Penutup
Menjadikan rumah tangga sebagai ibadah adalah wujud penghambaan sejati kepada Allah ﷻ. Setiap langkah, senyum, pengorbanan, dan kesabaran di dalamnya dapat menjadi amal besar di sisi Allah ﷻ. Kuncinya adalah niat yang ikhlas, menjaga adab, dan selalu berpegang pada petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah ﷺ.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|


