Pendahuluan
Tauhid adalah pondasi utama dalam Islam, dan mengenalkannya kepada anak sejak dini adalah kewajiban mulia bagi setiap orang tua. Anak yang tumbuh dengan tauhid akan memiliki hati yang bersih, tujuan hidup yang jelas, dan benteng kuat dari berbagai penyimpangan akidah. Mengajarkan tauhid bukanlah sesuatu yang rumit; ia adalah proses lembut yang dimulai dari rumah, dari teladan dan kata-kata sederhana.
Tauhid: Pondasi Pertama Pendidikan Anak
Allah ﷻ menegaskan bahwa aqidah adalah dasar yang harus ditanamkan sejak awal kehidupan. Ini terlihat dari nasihat Luqman kepada anaknya:
يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah. Sesungguhnya syirik adalah kezaliman yang besar.” (Luqmān: 13)
Ayat ini menunjukkan bahwa pendidikan pertama yang harus diberikan kepada anak adalah mengenalkan Allah ﷻ sebagai satu-satunya yang disembah.
Mengajarkan Tauhid Melalui Keteladanan
Tauhid tidak hanya diajarkan dengan kata-kata, tetapi terutama melalui contoh nyata yang ditunjukkan orang tua. Anak belajar dari apa yang ia lihat setiap hari:
-
Orang tua yang menjaga shalat
-
Rumah yang dipenuhi bacaan Al-Qur’an
-
Kebiasaan berdoa dalam setiap aktivitas
-
Menjauhi amalan syirik seperti percaya pada jimat dan ramalan
Keteladanan adalah pendidikan tauhid yang paling kuat.
Mengajarkan Kalimat Sederhana Sejak Usia Kecil
Saat anak mulai berbicara, tanamkan kalimat-kalimat tauhid yang sederhana:
-
“Allah yang beri kita makan.”
-
“Allah melihat kita.”
-
“Kita berdoa kepada Allah.”
-
“Allah sayang sama anak yang shalat.”
Rasulullah ﷺ menanamkan tauhid sejak dini kepada Ibn Abbas رضي الله عنهما. Beliau ﷺ bersabda:
يَا غُلَامُ، إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ
“Wahai anak kecil, aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Allah menjagamu.” (HR. At-Tirmiżī, dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani)
Hadits ini adalah bukti bahwa tauhid diajarkan bahkan kepada anak kecil.
Membiasakan Anak Berdoa dan Bergantung Hanya kepada Allah
Ajarkan anak untuk selalu berdoa dalam aktivitas:
-
Sebelum makan
-
Ketika bangun tidur
-
Saat hendak bepergian
-
Ketika takut atau sedih
Dengan terbiasa berdoa, anak akan memahami bahwa Allah ﷻ adalah tempat bergantung paling utama.
Menjauhkan Anak dari Kebiasaan Syirik
Pendidikan tauhid harus disertai perlindungan dari kesyirikan, seperti:
-
Mempercayai benda tertentu membawa keberuntungan
-
Takut kepada selain Allah secara berlebihan
-
Meyakini ramalan, zodiak, atau dukun
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
“Barang siapa mendatangi tukang ramal lalu bertanya kepadanya, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam.” (HR. Muslim)
Anak harus dibentuk agar memiliki hati yang bersih dari kepercayaan-kepercayaan batil sejak dini.
Mengajak Anak Merenungi Kebesaran Allah
Gunakan momen sehari-hari untuk mengenalkan Allah ﷻ kepada anak:
-
Saat melihat langit: “Allah yang ciptakan langit.”
-
Saat hujan turun: “Ini rahmat dari Allah.”
-
Saat melihat makanan: “Ini rezeki dari Allah.”
-
Saat sakit dan sembuh: “Allah yang menyembuhkan.”
Pengenalan sederhana ini akan menumbuhkan rasa cinta dan takut kepada Allah ﷻ.
Penutup
Mengajarkan tauhid sejak dini adalah investasi terbesar bagi masa depan anak. Ia akan tumbuh dengan aqidah yang lurus, hati yang bersih, dan kepribadian yang kuat. Anak yang mengenal Allah ﷻ sejak kecil akan menjadi penyejuk hati orang tuanya dan benteng umat dari penyimpangan. Mari jadikan rumah sebagai tempat pertama dan utama dalam menanamkan tauhid.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|


