Meneladani Usamah bin Zaid رضي الله عنه

Pendahuluan

Dalam sejarah Islam, banyak pemuda yang mencatatkan namanya dengan tinta emas karena keimanan dan keberaniannya. Salah satu di antaranya adalah Usamah bin Zaid رضي الله عنه, sosok muda yang menjadi panglima perang di usia 18 tahun. Ia adalah teladan tentang keberanian, tanggung jawab, dan loyalitas kepada Rasulullah ﷺ. Di tengah zaman yang menuntut generasi muda untuk menjadi kuat dan berprinsip, keteladanan Usamah bin Zaid menjadi inspirasi bagi pemuda Muslim masa kini.

Latar Belakang dan Keutamaan Usamah bin Zaid رضي الله عنه

Usamah adalah putra dari Zaid bin Haritsah رضي الله عنه, anak angkat Rasulullah ﷺ sebelum pengangkatan anak dilarang dalam Islam. Ibunya adalah Ummu Aiman رضي الله عنها, wanita yang dahulu merawat Rasulullah ﷺ saat kecil. Dengan demikian, Usamah tumbuh dalam lingkungan penuh kasih sayang dan keimanan di rumah Rasulullah ﷺ.

Rasulullah ﷺ sangat mencintainya, sebagaimana beliau mencintai ayahnya. Dari Anas bin Malik رضي الله عنه disebutkan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يُحِبُّ أُسَامَةَ حُبًّا شَدِيدًا

Rasulullah ﷺ sangat mencintai Usamah dengan cinta yang mendalam (HR. Bukhari dan Muslim).

Kedekatan ini bukan semata karena hubungan keluarga, tetapi karena ketakwaan dan akhlak Usamah yang mulia.

Keberanian dan Kepemimpinan di Usia Muda

Menjelang wafatnya Rasulullah ﷺ, beliau menunjuk Usamah bin Zaid رضي الله عنه sebagai panglima pasukan yang akan dikirim ke wilayah Syam untuk menghadapi pasukan Romawi. Saat itu, di dalam pasukan tersebut terdapat para sahabat senior seperti Abu Bakar رضي الله عنه dan Umar رضي الله عنه.

Sebagian orang sempat meragukan penunjukan ini karena usia Usamah yang masih muda. Namun Rasulullah ﷺ menegaskan keputusan beliau:

إِنْ تَطْعَنُوا فِي إِمَارَتِهِ فَقَدْ كُنْتُمْ تَطْعَنُونَ فِي إِمَارَةِ أَبِيهِ مِنْ قَبْلِهِ، وَايْمُ اللَّهِ إِنْ كَانَ لَخَلِيقًا لِلْإِمَارَةِ، وَإِنَّهُ كَانَ مِنْ أَحَبِّ النَّاسِ إِلَيَّ، وَإِنَّ هَذَا لَمِنْ أَحَبِّ النَّاسِ إِلَيَّ بَعْدَهُ

Jika kalian mencela kepemimpinannya, maka kalian telah mencela kepemimpinan ayahnya sebelumnya. Demi Allah, sungguh ia layak memimpin, dan ayahnya dahulu termasuk orang yang paling aku cintai. Dan sungguh, Usamah ini juga termasuk orang yang paling aku cintai setelah ayahnya (HR. Bukhari dan Muslim).

Perkataan Rasulullah ﷺ ini menunjukkan bahwa kemuliaan dan kepercayaan bukan diukur dari usia, tetapi dari keimanan dan kemampuan.

Akhlak dan Keteladanan Usamah bin Zaid رضي الله عنه

1. Pemuda yang Taat dan Rendah Hati

Walaupun diangkat menjadi panglima besar, Usamah tidak sombong. Setelah wafatnya Rasulullah ﷺ, Abu Bakar رضي الله عنه tetap mengirim pasukan yang dipimpinnya sesuai perintah Nabi ﷺ. Saat itu, khalifah Abu Bakar sendiri berjalan kaki mengantarnya, sedangkan Usamah menunggang kuda. Ia merasa tidak pantas diperlakukan seperti itu dan berkata:
“Wahai Khalifah Rasulullah, biarlah aku yang turun dan engkau yang menunggang.”
Namun Abu Bakar menjawab, “Tidak, engkau di jalan Allah ﷻ, aku hanya ingin mengiringimu.”

Sikap rendah hati Usamah menunjukkan kematangan jiwa dan ketaatan pada pemimpin.

2. Pemuda yang Adil dan Berani Membela Kebenaran

Dalam sebuah peristiwa, Usamah pernah memohon agar Rasulullah ﷺ memaafkan seorang wanita bangsawan dari suku Makhzum yang mencuri. Namun Rasulullah ﷺ menegurnya dengan tegas:

أَتَشْفَعُ فِي حَدٍّ مِنْ حُدُودِ اللَّهِ؟

Apakah engkau hendak memberi syafaat dalam urusan hukum Allah?

Kemudian beliau ﷺ bersabda:

وَاللَّهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا

Demi Allah, seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku potong tangannya (HR. Bukhari dan Muslim dari Aisyah رضي الله عنها).

Peristiwa ini menjadi pelajaran besar bagi Usamah tentang keadilan dalam Islam — bahwa hukum Allah tidak boleh ditawar, sekalipun untuk orang terdekat.

3. Pemuda yang Menjaga Kehormatan dan Amanah

Usamah bin Zaid رضي الله عنه dikenal sangat hati-hati dalam mengambil keputusan dan menjaga amanah Rasulullah ﷺ. Setelah wafatnya Nabi ﷺ, ia menunaikan misi pasukannya ke Syam dengan penuh tanggung jawab hingga berhasil, lalu kembali dengan selamat membawa kemenangan.

Pelajaran dari Keteladanan Usamah bin Zaid رضي الله عنه

  1. Usia muda bukan penghalang untuk berjuang dan memimpin.
    Kematangan iman dan tanggung jawab jauh lebih penting daripada usia atau status sosial.

  2. Tunduk pada kebenaran meskipun terasa berat.
    Usamah belajar langsung dari Rasulullah ﷺ tentang pentingnya menegakkan hukum tanpa pandang bulu.

  3. Rendah hati dalam keberhasilan.
    Keberanian sejati bukan hanya di medan perang, tetapi juga dalam menjaga amanah dan tidak terbuai oleh pujian.

Penutup

Usamah bin Zaid رضي الله عنه adalah teladan nyata bagi pemuda Muslim sepanjang zaman. Ia berani, beriman, berilmu, dan berakhlak tinggi. Generasi muda masa kini perlu meneladani semangat, disiplin, dan ketaatannya kepada Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ. Jadilah pemuda seperti Usamah — kuat dalam iman, tegas dalam kebenaran, dan lembut dalam hati.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Tinggalkan Balasan