Tauhid sebagai Pondasi Utama Pendidikan Anak

Pendidikan yang Kokoh Harus Dimulai dari Tauhid

Dalam Islam, tauhid adalah fondasi utama seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam mendidik anak. Tidak ada pendidikan yang benar tanpa tauhid. Mendidik anak agar mengenal, mencintai, dan mengesakan Allah ﷻ adalah prioritas yang tidak boleh ditunda atau digantikan oleh tujuan-tujuan duniawi.

Tanpa tauhid, anak mungkin akan menjadi orang sukses secara materi, namun kosong secara ruhani, dan rapuh ketika menghadapi ujian hidup. Maka pendidikan tauhid adalah akar yang akan menumbuhkan akhlak, keimanan, dan keshalihan sejati.

Wasiat Luqman: Pendidikan Dimulai dari Laa Ilaaha Illallah

Salah satu potret indah pendidikan tauhid dalam Al-Qur’an terdapat pada nasihat Luqman kepada anaknya:

يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah. Sesungguhnya syirik adalah kezaliman yang sangat besar (QS. Luqman: 13)

Ayat ini menunjukkan bahwa nasihat pertama Luqman bukan tentang dunia, adab, atau prestasi, tapi tentang tauhid. Inilah bukti nyata bahwa pendidikan tauhid harus menjadi prioritas utama sejak dini.

Tauhid: Jalan Menuju Keselamatan Dunia dan Akhirat

Tauhid bukan sekadar pengetahuan, tetapi keyakinan dan pengamalan. Anak yang bertauhid akan selalu merasa diawasi oleh Allah ﷻ, menjaga dirinya dari maksiat, dan memiliki arah hidup yang jelas.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

Barang siapa yang meninggal dalam keadaan mengetahui bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah, maka ia akan masuk surga
(HR. Muslim, dari sahabat Utsman bin Affan رضي الله عنه)

Hadits ini menegaskan bahwa keselamatan akhirat sangat bergantung pada pemahaman dan pengamalan tauhid.

Bagaimana Menanamkan Tauhid Sejak Dini?

1. Mengenalkan Nama dan Sifat Allah ﷻ

Ajarkan anak bahwa Allah Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Pengasih, dan Maha Adil. Gunakan bahasa sederhana, penuh cinta, dan kisah-kisah yang membekas di hati mereka.

2. Ajak Anak Berdoa dan Berdzikir

Sejak kecil, biasakan anak berdoa sebelum tidur, makan, bepergian, dan saat takut. Hal ini menumbuhkan kesadaran bahwa mereka selalu butuh Allah ﷻ.

3. Jauhkan Anak dari Syirik Kecil

Ajarkan bahwa hanya Allah ﷻ yang memberi manfaat dan mudharat. Hindari kebiasaan menakut-nakuti anak dengan hantu atau makhluk halus karena dapat merusak tauhid mereka.

4. Ceritakan Kisah Nabi dan Para Sahabat dalam Mengokohkan Tauhid

Kisah Ibrahim عليه السلام yang menghancurkan berhala, atau Bilal رضي الله عنه yang tetap teguh menyebut Ahad… Ahad! walau disiksa, akan menjadi inspirasi keimanan anak.

Hati Anak Itu Fitri, Tugas Kita Menjaganya

Rasulullah ﷺ bersabda:

كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (tauhid), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi
(HR. al-Bukhari dan Muslim, dari sahabat Abu Hurairah رضي الله عنه)

Fitrah tauhid sudah ada dalam diri anak sejak lahir. Maka peran orang tua sangat besar: menjaga agar fitrah itu tetap bersinar dan tidak ternoda oleh lingkungan, budaya, atau kelalaian kita sendiri.

✨ Penutup: Tauhid adalah Warisan Terbaik

Warisan terbaik bukan harta, bukan jabatan, tapi iman dan tauhid yang tertanam dalam hati anak-anak kita. Inilah yang akan menyelamatkan mereka di dunia dan akhirat.

Allah ﷻ berfirman tentang Nabi Ya’qub عليه السلام:

إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِن بَعْدِي ۖ قَالُوا نَعْبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَٰهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ

(Ingatlah) ketika Ya’qub berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kalian sembah setelah aku (meninggal)?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu, Tuhan nenek moyangmu: Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami adalah orang-orang yang berserah diri kepada-Nya” (QS. Al-Baqarah: 133)

Semoga kita bisa mewariskan tauhid murni kepada anak-anak kita, sebagaimana para nabi mewariskannya kepada keturunannya. Inilah pondasi sejati dalam parenting Islami.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Tinggalkan Balasan