Pendahuluan
Dunia modern penuh dengan tantangan yang kompleks — dari krisis moral, arus informasi tanpa batas, hingga persaingan global yang ketat. Dalam kondisi seperti ini, ilmu menjadi senjata utama yang harus dimiliki oleh setiap pemuda Muslim. Dengan ilmu, pemuda dapat menapaki jalan yang benar, mengokohkan iman, dan membawa manfaat bagi umat.
Perintah Menuntut Ilmu dalam Al-Qur’an
Islam menjadikan ilmu sebagai landasan kemuliaan dan kemajuan. Allah ﷻ berfirman:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? (Az-Zumar: 9).
Ayat ini menegaskan bahwa orang berilmu memiliki derajat yang lebih tinggi di sisi Allah ﷻ dibanding mereka yang jahil. Ilmu bukan sekadar alat untuk mencari kehidupan dunia, tetapi sarana untuk memahami hakikat kehidupan dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ.
Pemuda dan Kewajiban Menuntut Ilmu
Rasulullah ﷺ bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim (HR. Ibnu Majah dari Anas bin Malik رضي الله عنه, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani).
Hadits ini menegaskan bahwa kewajiban menuntut ilmu tidak terbatas pada ulama, tetapi juga bagi seluruh pemuda Muslim. Dengan ilmu, pemuda mampu membedakan antara kebenaran dan kebatilan, antara cahaya dan kegelapan.
Ilmu sebagai Cahaya yang Menuntun
Ilmu yang benar adalah ilmu yang bersumber dari wahyu — Al-Qur’an dan As-Sunnah. Allah ﷻ berfirman:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Al-Mujadilah: 11).
Pemuda yang berilmu akan memiliki pandangan luas, tidak mudah terpengaruh oleh arus globalisasi yang menyesatkan, dan mampu menjadi pemimpin masa depan yang berakhlak mulia.
Ilmu dan Tantangan Zaman Global
Tantangan global tidak hanya datang dalam bentuk ekonomi dan teknologi, tetapi juga ideologi dan moralitas. Pemuda Muslim harus siap menghadapi arus sekularisme, liberalisme, dan hedonisme dengan ilmu agama dan pengetahuan modern yang seimbang.
Tiga Prinsip Pemuda Berilmu:
-
Menuntut ilmu dengan niat yang ikhlas – hanya untuk mencari ridha Allah ﷻ.
-
Mengamalkan ilmu yang dimiliki – karena ilmu tanpa amal hanyalah beban.
-
Menyebarkan ilmu kepada orang lain – agar bermanfaat bagi umat dan menjadi amal jariyah.
Teladan Para Pemuda Berilmu
Dalam sejarah Islam, banyak pemuda yang menorehkan prestasi luar biasa karena ilmunya. Di antaranya:
-
Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه – dikenal sebagai pemuda yang cerdas dan faqih sejak muda.
-
Ibnu Abbas رضي الله عنهما – dijuluki “turjumanul Qur’an” karena kedalaman ilmunya di usia muda.
-
Imam Syafi’i رحمه الله – telah menghafal Al-Qur’an pada usia tujuh tahun dan menulis karya ilmiah besar di usia belasan.
Teladan mereka menunjukkan bahwa kemuliaan pemuda terletak pada ilmunya, bukan pada kekayaannya.
Penutup
Ilmu adalah cahaya yang menuntun pemuda menuju kemuliaan dunia dan akhirat. Di tengah derasnya tantangan global, hanya pemuda yang berilmu, beriman, dan berakhlak yang mampu menjadi pelita peradaban Islam. Maka, jadikan ilmu sebagai senjata untuk menegakkan kebenaran dan menghadapi zaman dengan penuh keimanan dan kecerdasan.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|


