Menjaga Diri Pemuda dari Zina

Pendahuluan

Zina adalah salah satu dosa besar yang sangat dikecam dalam Islam. Ia bukan hanya merusak kehormatan diri, tetapi juga menghancurkan keluarga dan masyarakat. Di era modern ini, godaan untuk berzina semakin mudah—melalui media sosial, tontonan, dan pergaulan bebas. Karena itu, pemuda Muslim wajib menjaga diri dengan iman, ilmu, dan rasa takut kepada Allah ﷻ.

Larangan Zina dalam Al-Qur’an

Allah ﷻ secara tegas melarang umat-Nya untuk mendekati zina, bukan hanya melakukannya.

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَىٰ ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji dan jalan yang buruk (Al-Isra’: 32).

Ayat ini menunjukkan bahwa segala hal yang bisa menjerumuskan ke dalam zina — seperti berduaan (khalwat), memandang dengan syahwat, atau bergaul tanpa batas — termasuk perbuatan yang dilarang. Zina bukan sekadar dosa moral, tetapi juga merusak fitrah manusia dan menimbulkan kehancuran sosial.

Bahaya dan Akibat Zina

Zina membawa dampak yang luas dan mengerikan, baik di dunia maupun di akhirat. Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ

Tidaklah seorang pezina berzina dalam keadaan ia beriman (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah رضي الله عنه).

Hadits ini menunjukkan bahwa iman seseorang terlepas sementara saat ia melakukan zina. Zina juga menjadi sebab datangnya murka Allah ﷻ, kehinaan di dunia, serta azab yang pedih di akhirat.

1. Menghilangkan Rasa Malu dan Kehormatan

Rasa malu adalah benteng iman. Ketika seseorang terbiasa melanggar batas pergaulan, ia akan kehilangan rasa malu, dan kehormatannya pun runtuh. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُولَى: إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ

Sesungguhnya di antara perkataan para nabi terdahulu yang masih dikenal manusia adalah: “Jika engkau tidak malu, maka lakukanlah sesukamu” (HR. Bukhari).

2. Mengundang Azab dan Kehancuran Sosial

Zina bukan hanya dosa pribadi, tetapi juga perusak masyarakat. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَا ظَهَرَتِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا فِيهِمُ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ فِي أَسْلَافِهِمُ الَّذِينَ مَضَوْا

Tidaklah perbuatan keji (zina) tampak di suatu kaum hingga mereka melakukannya secara terang-terangan, kecuali akan tersebar di antara mereka penyakit-penyakit dan wabah yang belum pernah ada pada generasi sebelumnya (HR. Ibnu Majah dari Abdullah bin Umar رضي الله عنهما, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani).

Inilah bukti bahwa zina bukan hanya dosa spiritual, tetapi juga membawa akibat medis dan sosial yang nyata.

Cara Menjaga Diri dari Zina

1. Menundukkan Pandangan

Pandangan adalah panah beracun dari setan yang bisa menembus hati. Allah ﷻ berfirman:

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ

Katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka; yang demikian itu lebih suci bagi mereka (An-Nur: 30).

Pemuda yang mampu menjaga pandangan berarti telah menutup pintu pertama menuju zina. Pandangan yang bersih akan menjaga hati tetap suci.

2. Menjauhi Pergaulan Bebas dan Khalwat

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلَّا كَانَ ثَالِثُهُمَا الشَّيْطَانُ

Tidaklah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali yang ketiganya adalah setan (HR. Tirmidzi dari Umar bin Khaththab رضي الله عنه, dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani).

Maka pemuda harus berhati-hati terhadap pergaulan yang membuka peluang fitnah. Bersahabatlah dengan orang-orang shalih yang dapat mengingatkanmu kepada Allah ﷻ.

3. Berpuasa bagi yang Belum Mampu Menikah

Rasulullah ﷺ memberi solusi yang bijak bagi para pemuda yang belum mampu menikah:

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barang siapa belum mampu, hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu menjadi perisai baginya (HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه).

Puasa menahan hawa nafsu dan menguatkan kontrol diri, sehingga menjadi benteng efektif dari godaan syahwat.

4. Mengisi Waktu dengan Amal Shalih

Pemuda yang sibuk dengan kebaikan akan dijauhkan dari keburukan. Rasulullah ﷺ bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu karenanya: kesehatan dan waktu luang (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما).

Gunakan waktu luang untuk belajar, berdakwah, berolahraga, dan berkarya dalam hal-hal yang diridhai Allah ﷻ.

Penutup

Menjaga diri dari zina adalah jihad besar bagi pemuda di zaman fitnah. Siapa yang mampu menahan diri saat peluang terbuka, maka ia termasuk golongan yang dimuliakan oleh Allah ﷻ. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa salah satu dari tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah di hari kiamat adalah:

وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ

Seorang lelaki yang diajak berzina oleh seorang wanita cantik dan terpandang, lalu ia berkata: “Aku takut kepada Allah” (HR. Bukhari dan Muslim).

Jadilah pemuda yang menjaga pandangan, kehormatan, dan iman. Karena kemuliaan sejati bukan terletak pada banyaknya godaan yang dihadapi, tetapi pada keteguhan hati untuk tetap taat kepada Allah ﷻ.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Tinggalkan Balasan