Mengajarkan Anak Adab Bertetangga dan Bermasyarakat

Islam adalah agama yang tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah ﷻ, tetapi juga hubungan sosial antar sesama manusia. Salah satu adab penting yang harus diajarkan sejak dini kepada anak adalah adab bertetangga dan bermasyarakat. Anak yang tumbuh dengan kesadaran akan pentingnya menjaga hubungan baik dengan tetangga akan menjadi pribadi yang peduli, ramah, dan penuh kasih terhadap lingkungannya.

Pentingnya Adab Bertetangga dalam Islam

Bertetangga bukan hanya urusan dunia, tetapi juga memiliki dimensi ukhrawi. Rasulullah ﷺ sangat menekankan pentingnya berbuat baik kepada tetangga. Dalam sebuah hadits disebutkan:

عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ مَا زَالَ جِبْرِيلُ يُوصِينِي بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ

Dari ‘Aisyah رضي الله عنها, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda, “Jibril terus-menerus mewasiatkan kepadaku tentang tetangga hingga aku mengira bahwa tetangga akan diberi hak waris” (HR. Bukhari no. 6014 dan Muslim no. 2624)

Hadits ini menunjukkan betapa besar perhatian Islam terhadap hak-hak tetangga. Maka orang tua wajib mengajarkan anaknya untuk menjaga adab dalam bertetangga.

Hak dan Kewajiban terhadap Tetangga

Adab bertetangga mencakup beberapa hak dan kewajiban, di antaranya:

  • Menjaga lisan dan sikap agar tidak menyakiti tetangga

  • Menyebarkan salam dan senyum

  • Memberi bantuan ketika tetangga kesulitan

  • Tidak membuat kegaduhan yang mengganggu kenyamanan tetangga

  • Berbagi makanan atau rezeki ketika mampu

Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:

عَنْ أَبِي ذَرٍّ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا طَبَخْتَ مَرَقًا فَأَكْثِرْ مَاءَهُ، وَتَعَاهَدْ جِيرَانَكَ

Dari Abu Dzar رضي الله عنه, Nabi ﷺ bersabda: “Wahai Abu Dzar, jika kamu memasak kuah, maka perbanyaklah airnya dan perhatikan tetanggamu (bagikan kepada mereka)” (HR. Muslim no. 2625)

Hadits ini mengajarkan pentingnya berbagi dan memperhatikan kebutuhan tetangga, bahkan dalam hal yang sederhana seperti makanan.

Adab Bermasyarakat: Membangun Pribadi Sosial yang Islami

Selain bertetangga, anak juga perlu dibekali dengan adab bermasyarakat secara umum. Islam memerintahkan umatnya untuk hidup rukun, tidak egois, dan saling mendukung. Dalam Al-Qur’an disebutkan:

وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ ۚ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (Al-Ma’idah: 2)

Ini menjadi dasar penting dalam membina anak agar aktif dalam kebaikan sosial, ringan tangan dalam membantu, dan menjauhi pergaulan yang buruk.

Cara Mengajarkan Anak Adab Bertetangga dan Bermasyarakat

1. Memberikan Contoh Nyata

Anak belajar dari apa yang dilakukan orang tua. Jika orang tua sering menyapa tetangga, menjenguk yang sakit, atau membantu saat ada kesulitan, maka anak akan meniru dengan alami.

2. Melibatkan Anak dalam Kegiatan Sosial

Ajak anak dalam kegiatan gotong royong, pengajian lingkungan, atau program sosial seperti berbagi makanan. Ini akan menumbuhkan empati dan kepedulian sosialnya.

3. Menanamkan Nilai Syukur dan Rendah Hati

Ajarkan anak untuk tidak sombong, tidak pamer kekayaan atau keberhasilan di depan tetangga, serta selalu rendah hati. Hal ini akan membuat anak lebih diterima di lingkungan dan tidak menciptakan kecemburuan sosial.

4. Menghindari Konflik dan Mengajarkan Toleransi

Tanamkan kepada anak bahwa tidak semua orang harus sama dengannya. Ajarkan sikap toleran terhadap perbedaan, dan bagaimana menyelesaikan perselisihan dengan baik.

Penutup: Membangun Anak yang Ramah dan Peduli

Mendidik anak agar beradab dalam bertetangga dan bermasyarakat adalah bagian dari pembentukan karakter Islami. Anak-anak yang terbiasa dengan nilai-nilai ini akan tumbuh menjadi pribadi yang dicintai masyarakat, membawa kedamaian di lingkungannya, serta menjadi aset bagi umat.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Tinggalkan Balasan