Mendidik Anak Agar Taat kepada Allah dalam Kesendirian

Ketaatan seorang hamba sejati bukan hanya terlihat ketika ia berada di tengah keramaian, tetapi terutama ketika ia sendiri, tidak ada yang melihat selain Allah ﷻ. Inilah ujian keimanan yang hakiki. Oleh karena itu, orang tua perlu mendidik anak-anak agar memiliki kesadaran untuk senantiasa taat kepada Allah ﷻ, baik dalam keadaan ramai maupun saat sendirian.

Pentingnya Ketaatan dalam Kesendirian

Kesendirian sering menjadi momen ujian yang sesungguhnya. Banyak orang bisa menampilkan kebaikan di hadapan manusia, namun ketika sendirian justru melakukan maksiat. Anak harus ditanamkan bahwa Allah ﷻ selalu melihat, mendengar, dan mengetahui semua yang ia lakukan.

Allah ﷻ berfirman:

يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ

“Dia mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati” (Ghafir: 19)

Ayat ini menegaskan bahwa tidak ada yang tersembunyi dari Allah ﷻ, bahkan niat dan lintasan hati sekali pun.

Teladan dari Hadits Nabi ﷺ

Rasulullah ﷺ menggambarkan bahwa salah satu golongan yang mendapat naungan Allah pada hari kiamat adalah orang yang takut kepada Allah dalam kesendirian. Beliau ﷺ bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنْ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ… وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: “Tujuh golongan yang akan Allah naungi dalam naungan-Nya pada hari ketika tidak ada naungan selain naungan-Nya… di antaranya seorang lelaki yang mengingat Allah ketika sendirian lalu menetes air matanya” (HR. Bukhari no. 1423 dan Muslim no. 1031)

Hadits ini mengajarkan bahwa ketaatan dalam kesendirian adalah bukti keikhlasan iman.

Cara Mendidik Anak Agar Taat dalam Kesendirian

1. Tanamkan Rasa Murāqabah (Merasa Diawasi Allah)

Ajarkan kepada anak bahwa Allah ﷻ Maha Melihat dan selalu mengetahui segala perbuatan. Murāqabah akan membuat anak merasa diawasi meski tidak ada manusia di sekitarnya.

2. Biasakan Ibadah Secara Konsisten

Latih anak untuk membiasakan ibadah, baik ketika di rumah, sekolah, maupun sendirian. Misalnya shalat sunnah, membaca Al-Qur’an, atau berdzikir tanpa disuruh.

3. Ceritakan Kisah Orang Shalih

Kisah Yusuf عليه السلام adalah teladan luar biasa tentang ketaatan dalam kesendirian. Ketika digoda oleh Zulaikha, beliau memilih takut kepada Allah ﷻ. Hal ini sebagaimana difirmankan:

وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِۦ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَآ أَن رَّءَا بُرْهَـٰنَ رَبِّهِۦ ۚ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ ٱلسُّوٓءَ وَٱلْفَحْشَآءَ ۚ إِنَّهُۥ مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُخْلَصِينَ

“Dan sungguh, wanita itu telah berkehendak padanya (Yusuf), dan Yusuf pun berkehendak padanya sekiranya tidak melihat tanda (kebesaran) Tuhannya. Demikianlah agar Kami palingkan darinya keburukan dan perbuatan keji. Sungguh, dia termasuk hamba Kami yang terpilih” (Yusuf: 24)

4. Bangun Kesadaran tentang Amal yang Dicatat

Ajarkan anak bahwa semua amal akan dicatat oleh malaikat, baik ketika sendiri maupun bersama orang lain. Ini akan membuat anak berhati-hati dalam setiap perbuatannya.

5. Doakan Anak agar Dijaga Allah ﷻ

Orang tua hendaknya senantiasa berdoa agar anak diberi kekuatan untuk istiqamah, terutama ketika ia berada dalam kesendirian.

Penutup: Ikhlas dan Istiqamah Sejak Dini

Mengajarkan anak agar taat dalam kesendirian adalah pendidikan keikhlasan. Anak yang terbiasa beramal karena Allah ﷻ sejak kecil, akan tumbuh menjadi pribadi yang istiqamah, kuat imannya, dan selamat dari fitnah dunia.

Rasulullah ﷺ bersabda:

عَنْ ثَوْبَانَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ لَأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بَيْضَاءَ، فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا… إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ ٱنْتَهَكُوهَا

Dari Tsauban رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda: “Sungguh aku mengetahui ada kaum dari umatku yang datang pada hari kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung-gunung putih Tihamah, namun Allah menjadikannya debu yang beterbangan… mereka adalah orang-orang yang apabila sendiri melanggar larangan Allah” (HR. Ibnu Majah no. 4245, shahih menurut Al-Albani)

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Tinggalkan Balasan