Membentengi Anak dari Lingkungan yang Buruk

Lingkungan tempat anak tumbuh sangat berpengaruh dalam membentuk akhlak, kepribadian, dan pemikiran mereka. Ketika lingkungan tersebut baik, maka anak akan tumbuh dengan baik pula. Sebaliknya, jika lingkungan buruk membentuk kebiasaan dan cara pandang anak, maka hal itu bisa merusak masa depan mereka baik di dunia maupun di akhirat.

Oleh karena itu, tugas orang tua bukan hanya mengajarkan anak di dalam rumah, tetapi juga membentengi mereka dari pengaruh negatif lingkungan di luar rumah.

Pentingnya Menjaga Lingkungan dalam Pendidikan Anak

Lingkungan memiliki efek jangka panjang terhadap tumbuh kembang anak. Bahkan, dalam banyak kasus, lingkungan bisa lebih kuat pengaruhnya dibandingkan nasihat orang tua, terutama jika anak tidak dibekali dengan iman dan ilmu yang kuat.

Allah ﷻ mengingatkan dalam Al-Qur’an tentang pentingnya menjaga diri dan keluarga dari sumber-sumber keburukan:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًۭا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu” (At-Tahrim: 6)

Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan ayat ini dengan mengatakan bahwa menjaga keluarga dari neraka berarti mengajarkan mereka tentang kebaikan, serta melarang mereka dari kemaksiatan dan keburukan.

Dampak Lingkungan Buruk terhadap Anak

1. Terpengaruh Pergaulan Bebas

Pergaulan tanpa batas antara laki-laki dan perempuan, gaya hidup hedonis, serta normalisasi maksiat adalah bagian dari realitas lingkungan modern. Jika anak tidak dibentengi, mereka bisa terjerumus pada dosa besar.

2. Rusaknya Akidah dan Akhlak

Lingkungan yang dipenuhi pemikiran liberal, skeptis terhadap agama, atau terbuka terhadap ide-ide sesat bisa merusak akidah anak. Tanpa pemahaman yang kuat, anak bisa mengadopsi pemikiran yang jauh dari nilai-nilai Islam.

3. Meniru Kebiasaan Buruk

Anak mudah sekali meniru apa yang dilihat. Dalam hadits disebutkan bahwa seseorang akan mengikuti agama dan kebiasaan teman dekatnya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda: “Seseorang berada di atas agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat dengan siapa ia berteman” (HR. Abu Dawud no. 4833, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani)

Cara Membentengi Anak dari Lingkungan yang Buruk

1. Memperkuat Akidah Sejak Dini

Ajarkan kepada anak tauhid, cinta kepada Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ, serta pentingnya berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah sejak usia dini. Anak yang memiliki pondasi iman yang kuat tidak mudah goyah oleh arus lingkungan.

2. Memilihkan Lingkungan yang Baik

Pilihkan sekolah, tempat tinggal, dan pergaulan yang baik bagi anak. Jika memungkinkan, libatkan mereka dalam komunitas Islami seperti halaqah, pesantren, atau lingkungan masjid.

3. Mengawasi dan Menyaring Media

Banyak pengaruh buruk masuk melalui media sosial, tontonan, dan gawai. Orang tua harus berperan aktif dalam menyaring apa yang dikonsumsi anak dari media.

4. Menjadi Teman Bagi Anak

Bangun komunikasi yang hangat dan terbuka. Jadilah sahabat anak yang bisa diajak curhat dan diskusi, sehingga anak tidak mencari pelarian di luar rumah.

5. Menanamkan Keteladanan

Anak belajar dari apa yang dilihat. Jadilah teladan dalam akhlak, kesopanan, ibadah, dan menjauhi keburukan. Keteladanan lebih berpengaruh daripada sekadar nasihat.

Menghindari Keburukan dengan Hijrah

Jika kondisi lingkungan terlalu buruk dan membahayakan agama anak, maka solusi terakhir bisa dengan melakukan “hijrah lingkungan”. Hal ini pernah dilakukan oleh para sahabat untuk menyelamatkan agama mereka. Dalam Al-Qur’an disebutkan:

إِنَّ ٱلَّذِينَ تَوَفَّىٰهُمُ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ ظَالِمِىٓ أَنفُسِهِمْ قَالُوا۟ فِيمَ كُنتُمْ ۖ قَالُوا۟ كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِى ٱلْأَرْضِ ۚ قَالُوٓا۟ أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةًۭ فَتُهَـٰجِرُوا۟ فِيهَا

“Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh para malaikat dalam keadaan menzalimi diri sendiri, para malaikat berkata kepada mereka: ‘Dalam keadaan bagaimana kamu ini?’ Mereka menjawab: ‘Kami adalah orang-orang yang tertindas di negeri kami.’ Para malaikat berkata: ‘Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?’” (An-Nisa’: 97)

Ayat ini menegaskan bahwa berpindah tempat demi menjaga agama adalah solusi yang diperbolehkan bahkan dianjurkan dalam kondisi tertentu.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Tinggalkan Balasan