Zaman modern penuh dengan berbagai fitnah, baik fitnah syubhat (kerancuan pemikiran) maupun syahwat (dorongan hawa nafsu). Kedua jenis fitnah ini sangat mudah masuk ke dalam hati dan pikiran anak-anak jika tidak dibentengi sejak dini. Tugas orang tua tidak lagi sekadar mencukupi kebutuhan fisik anak, tetapi juga membangun benteng keimanan dan pemikiran yang kokoh agar mereka tidak terseret arus zaman.
Fitnah Syubhat dan Syahwat: Bahaya Nyata
Syubhat adalah pemahaman yang keliru namun tampak benar, seperti paham liberalisme, sekularisme, pluralisme, dan relativisme agama. Sedangkan syahwat adalah dorongan nafsu yang mengajak kepada perbuatan maksiat, seperti pergaulan bebas, pornografi, hedonisme, dan gaya hidup bebas.
Allah ﷻ memperingatkan tentang dua jenis godaan ini:
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا ۚ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ • وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ
“Maka tetaplah engkau (Muhammad) pada jalan yang benar sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang-orang yang telah bertobat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim, yang menyebabkan kamu disentuh api neraka” (Hud: 112–113)
Ayat ini menjadi peringatan agar kaum Muslimin tidak tertipu oleh pemikiran atau kecenderungan yang menyimpang.
Pendidikan Iman dan Ilmu: Senjata Melawan Syubhat
Salah satu cara terbaik melindungi anak dari syubhat adalah dengan membekali mereka dengan ilmu yang benar, yakni ilmu Al-Qur’an dan Sunnah sesuai pemahaman Salafus Shalih. Anak yang dibekali dengan aqidah yang lurus akan mampu membedakan antara kebenaran dan kebatilan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
عَنْ مُعَاوِيَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
Dari Mu’awiyah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, niscaya Allah akan memahamkannya dalam agama” (HR. Bukhari dan Muslim)
Anak yang ditanamkan ilmu agama sejak kecil, akan memiliki daya tahan terhadap pemikiran sesat yang tersebar luas melalui media sosial, lingkungan, maupun institusi pendidikan umum.
Menjaga Pandangan dan Hati: Benteng Melawan Syahwat
Syahwat yang menyerang anak-anak zaman ini seringkali masuk melalui gawai, media visual, iklan, permainan, dan pergaulan bebas. Oleh karena itu, anak harus diajarkan untuk menjaga pandangan, hati, dan perilakunya sejak dini.
Allah ﷻ berfirman:
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat (An-Nur: 30)
Anak perlu dibiasakan dengan rasa malu, batasan aurat, serta pergaulan yang sesuai syariat agar tidak mudah tergoda syahwat.
Strategi Melindungi Anak dari Syubhat dan Syahwat
1. Tanamkan Tauhid Sejak Dini
Ajar anak untuk mengenal Allah ﷻ, mencintai-Nya, dan meyakini bahwa hanya Dia satu-satunya yang berhak disembah. Tauhid adalah pelindung utama dari segala bentuk kesesatan dan penyimpangan.
2. Bangun Komunikasi yang Terbuka
Dekatkan anak agar mereka nyaman berdiskusi dengan orang tua. Anak yang tertutup akan lebih mudah mencari solusi di luar, termasuk dari sumber yang tidak benar.
3. Seleksi Media dan Pergaulan Anak
Berikan pendampingan dalam menggunakan internet, batasi akses kepada tontonan yang tidak mendidik, dan awasi dengan siapa mereka bergaul.
4. Ajarkan Adab dalam Menuntut Ilmu
Adab adalah benteng dalam menghadapi zaman. Anak yang beradab tidak akan menyerap ilmu dari sembarang sumber. Ia akan tahu mana guru yang layak diikuti dan mana yang harus dihindari.
5. Libatkan Anak dalam Kegiatan Islami
Ajak anak mengikuti majelis ilmu, halaqah, kegiatan dakwah, atau program-program kebaikan agar mereka tumbuh dalam lingkungan yang bersih dan shalih.
Penutup: Tugas Orang Tua Sepanjang Waktu
Fitnah syubhat dan syahwat adalah tantangan besar. Namun, Allah ﷻ tidak membebani seorang pun melainkan sesuai kemampuannya. Orang tua harus istiqamah dalam mendidik, mendoakan, dan menjadi teladan terbaik bagi anak-anak mereka.
Rasulullah ﷺ bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya” (HR. Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Umar رضي الله عنهما)
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|


