Pendahuluan
Manajemen keuangan keluarga dalam Islam bukan hanya sekadar mengatur pemasukan dan pengeluaran, tetapi merupakan bagian dari ibadah serta bentuk amanah yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah ﷻ. Keluarga yang mampu mengelola harta dengan benar akan lebih mudah membangun kehidupan yang harmonis, stabil, dan penuh keberkahan.
Hakikat Harta dalam Islam
Harta dalam Islam bukan semata hasil jerih payah manusia, tetapi titipan Allah ﷻ yang harus digunakan sesuai aturan-Nya.
Allah ﷻ berfirman:
وَآتُوهُم مِّن مَّالِ اللَّهِ الَّذِي آتَاكُمْ
“Berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang telah Dia berikan kepadamu.” (An-Nur: 33)
Ayat ini mengingatkan bahwa harta yang ada di tangan manusia adalah milik Allah ﷻ, sehingga penggunaannya harus berlandaskan syariat.
Tujuan Manajemen Keuangan dalam Keluarga
1. Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga
Kesalahan dalam mengelola keuangan menjadi salah satu sebab perselisihan rumah tangga. Islam mengajarkan keduanya untuk bermusyawarah dan menyusun keuangan secara adil.
2. Menciptakan Stabilitas dan Rasa Aman
Dengan perencanaan yang baik, keluarga terhindar dari krisis dan dapat menjalani kehidupan secara tenang.
3. Meraih Keberkahan Harta
Harta yang dikelola dengan cara halal dan dibelanjakan pada jalan yang diridhai Allah ﷻ akan mendatangkan keberkahan.
Prinsip-Prinsip Keuangan dalam Islam
1. Mengutamakan Penghasilan yang Halal
Rasulullah ﷺ bersabda:
يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ مَا أَخَذَ مِنْهُ أَمِنَ الْحَلَالِ أَمْ مِنَ الْحَرَامِ
“Akan datang suatu masa di mana seseorang tidak peduli dari mana ia mendapatkan harta; apakah dari yang halal atau dari yang haram.” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah رضي الله عنه)
Penghasilan halal adalah fondasi keberkahan dalam rumah tangga.
2. Larangan Bersikap Boros
Allah ﷻ berfirman:
وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا • إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
“Janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan.” (Al-Isra: 26–27)
Pemborosan adalah tanda hilangnya rasa syukur dan kurangnya kebijaksanaan.
3. Larangan Berhutang Tanpa Kebutuhan Mendesak
Rasulullah ﷺ bersabda:
نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ
“Jiwa seorang mukmin tergantung karena hutangnya.” (HR. Ahmad dari Abu Hurairah رضي الله عنه, dishahihkan Al-Albani)
Hutang diperbolehkan dalam Islam, namun harus dilakukan dengan hati-hati dan kemampuan membayar yang jelas.
4. Mencatat Pengeluaran dan Pendapatan
Ini adalah bentuk ihsan dalam mengelola amanah dan memudahkan keluarga membuat keputusan.
5. Memenuhi Hak-Hak Keluarga
Allah ﷻ memerintahkan untuk memberikan nafkah secara adil dan layak.
Allah ﷻ berfirman:
وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Kewajiban ayah adalah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang patut.” (Al-Baqarah: 233)
Memberikan nafkah adalah kewajiban suami dan bentuk ibadah kepada Allah ﷻ.
Langkah-Langkah Praktis Manajemen Keuangan Islami dalam Keluarga
1. Membuat Anggaran Bulanan
Anggaran membantu keluarga menentukan kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Utamakan kebutuhan pokok, pendidikan, kesehatan, dan ibadah.
2. Menabung dan Mempersiapkan Masa Depan
Nabi Yusuf عليه السلام memberikan teladan perencanaan keuangan ketika menabung hasil panen selama masa subur.
3. Mengalokasikan Dana Sosial
Seorang Muslim diwajibkan berzakat dan dianjurkan bersedekah agar hartanya bersih dan berkah.
Allah ﷻ berfirman:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.” (At-Taubah: 103)
4. Menghindari Transaksi Riba
Riba diharamkan karena menzalimi dan menghancurkan keberkahan harta.
Allah ﷻ berfirman:
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.” (Al-Baqarah: 276)
5. Musyawarah dalam Pengelolaan Keuangan
Suami istri harus berdiskusi dengan penuh kelembutan dan saling percaya dalam menentukan prioritas keuangan.
Peran Suami dan Istri dalam Keuangan
1. Peran Suami
-
Menafkahi keluarga sesuai kemampuan
-
Menghindari penghasilan haram
-
Mengatur keuangan besar dan investasi
2. Peran Istri
-
Mengelola kebutuhan rumah dengan bijak
-
Tidak boros
-
Membantu suami merencanakan masa depan jika memiliki kemampuan finansial pribadi
Rasulullah ﷺ bersabda:
وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ
“Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan atas anak-anaknya.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar رضي الله عنهما)
Mengajarkan Anak tentang Keuangan Sejak Dini
Anak perlu dididik agar memahami nilai harta, pentingnya menabung, bersedekah, dan menjauhi sifat boros serta rakus. Pendidikan ini membentuk generasi yang amanah dan berakhlak mulia.
Kesimpulan
Islam memberikan panduan lengkap bagaimana keluarga mengelola harta dengan benar, halal, dan penuh keberkahan. Dengan mengikuti prinsip-prinsip syariat, keluarga akan meraih ketenangan, keharmonisan, serta keberkahan dari Allah ﷻ.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|


