Disiplin Tanpa Kekerasan dalam Islam

Pendahuluan

Islam adalah agama rahmat yang mengajarkan kelembutan, terutama dalam mendidik dan mendisiplinkan anak. Disiplin adalah bagian penting dalam pendidikan, namun Islam melarang kekerasan yang menyakiti fisik maupun batin. Disiplin tanpa kekerasan adalah cara Rasulullah ﷺ membina umat: penuh kasih, tegas pada prinsip, namun lembut dalam pendekatan.


Disiplin dalam Islam: Antara Tegas dan Lembut

Disiplin berarti mengarahkan, membimbing, dan memperbaiki perilaku, bukan melampiaskan emosi. Allah ﷻ memerintahkan agar pendidikan diberikan dengan hikmah:

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik.” (An-Naḥl: 125)

Ayat ini menekankan metode lembut dalam memberi nasihat, termasuk kepada anak.


Rasulullah ﷺ: Teladan Kelembutan dalam Mendisiplinkan

Rasulullah ﷺ tidak pernah memukul anak, istri, ataupun pembantu. Beliau ﷺ adalah pendidik terbaik yang menanamkan disiplin dengan akhlak mulia.

Anas bin Mālik رضي الله عنه berkata:

مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ ﷺ ضَرَبَ شَيْئًا قَطُّ بِيَدِهِ، وَلَا امْرَأَةً، وَلَا خَادِمًا

“Aku tidak pernah melihat Nabi ﷺ memukul sesuatu dengan tangannya, tidak pula wanita atau pembantu.” (HR. Muslim)

Ini adalah bukti bahwa disiplin tidak memerlukan kekerasan fisik.


Menahan Amarah dalam Pendidikan

Orang tua dan pendidik sering tergelincir melakukan kekerasan karena marah. Padahal, Islam memuji orang yang mampu mengendalikan emosinya. Rasulullah ﷺ bersabda:

لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

“Orang kuat bukanlah yang menang bergulat, tetapi yang mampu menahan dirinya saat marah.” (HR. Al-Bukhārī dan Muslim dari Abu Hurairah رضي الله عنه)

Amarah yang tidak dikendalikan dapat melukai hati anak dan merusak hubungan keluarga.


Disiplin dengan Nasihat yang Baik

Dalam banyak kondisi, Rasulullah ﷺ menggunakan nasihat lembut untuk memperbaiki perilaku.

Contohnya ketika seorang pemuda meminta izin berzina, Rasulullah ﷺ menasihatinya dengan pendekatan hati hingga pemuda itu bertaubat. Beliau ﷺ meletakkan tangan di dada pemuda itu dan mendoakannya. Hadits ini diriwayatkan dari Abu Umamah رضي الله عنه (HR. Ahmad, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani).

Metode ini mengajarkan bahwa disiplin harus menyentuh hati, bukan memukul tubuh.


Mengajar Shalat Tanpa Kekerasan Berlebihan

Islam memberi pedoman dalam mengajarkan shalat:

مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ

“Perintahkan anak-anak kalian shalat pada usia tujuh tahun, dan pukullah mereka (jika meninggalkan shalat) pada usia sepuluh tahun, serta pisahkan tempat tidur mereka.” (HR. Abu Dawud, dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani)

Para ulama menjelaskan bahwa “pukulan” ini bukan kekerasan:

  • Tidak menyakitkan,

  • Tidak meninggalkan bekas,

  • Tidak mengenai wajah,

  • Dan dilakukan setelah tiga tahun pendidikan dan pembiasaan.

Maknanya adalah disiplin yang tegas, bukan tindakan kasar.


Prinsip Disiplin Tanpa Kekerasan dalam Islam

  1. Mulai dengan keteladanan. Anak meniru, bukan hanya mendengar.

  2. Gunakan kata-kata lembut. Ucapan yang baik lebih mudah masuk ke hati.

  3. Tegas pada aturan, lembut pada pendekatan.

  4. Jelaskan akibat perbuatan. Anak belajar dari penjelasan yang logis.

  5. Berikan apresiasi. Penghargaan lebih kuat daripada hukuman.

  6. Hindari makian dan bentakan. Rasulullah ﷺ tidak pernah berkata kasar.


Penutup

Disiplin tanpa kekerasan adalah metode pendidikan terbaik dalam Islam. Rasulullah ﷺ membuktikan bahwa kelembutan, konsistensi, dan keteladanan jauh lebih efektif daripada pukulan dan bentakan. Dengan pendekatan ini, anak tumbuh menjadi pribadi yang kuat, beradab, dan dekat dengan orang tuanya.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Tinggalkan Balasan