Pemuda dan Persaudaraan Islam

Pendahuluan

Persaudaraan dalam Islam adalah ikatan yang lebih kuat daripada hubungan darah dan suku. Ia lahir dari keimanan dan ketaatan kepada Allah ﷻ. Dalam Al-Qur’an, Allah ﷻ menyebut umat Islam sebagai satu tubuh yang saling terikat dalam cinta dan kasih sayang. Di era modern yang penuh dengan individualisme dan perpecahan, pemuda Muslim harus menjadi pelopor dalam menegakkan ukhuwah Islamiyah — persaudaraan sejati yang berlandaskan aqidah dan takwa.

Landasan Persaudaraan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah

Allah ﷻ berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati (Al-Hujurat: 10).

Ayat ini menegaskan bahwa iman adalah dasar persaudaraan. Seorang mukmin tidak akan membiarkan saudaranya terpecah, terzalimi, atau dibiarkan dalam kesulitan.

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ، وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ

Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya. Barang siapa membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan membantu kebutuhannya (HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar رضي الله عنهما).

Hadits ini menjadi pedoman utama dalam membangun solidaritas umat Islam, terutama di kalangan pemuda.

Pemuda dan Peran dalam Memperkuat Ukhuwah

1. Pemuda sebagai Jembatan Persatuan Umat

Pemuda memiliki semangat, idealisme, dan kekuatan yang dapat menjadi perekat umat. Mereka tidak boleh terjebak dalam fanatisme golongan, politik, atau budaya. Rasulullah ﷺ telah memperingatkan tentang bahaya perpecahan:

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِن بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih setelah datang kepada mereka keterangan yang jelas (Ali Imran: 105).

Pemuda Muslim harus menjadi penghubung, bukan pemecah. Mereka harus mengedepankan persamaan iman dan aqidah, bukan perbedaan pandangan duniawi.

2. Menumbuhkan Cinta karena Allah ﷻ

Cinta dan persaudaraan sejati hanya akan lahir jika didasari karena Allah ﷻ. Rasulullah ﷺ bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ … وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ

Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari tiada naungan selain naungan-Nya… di antaranya dua orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu karena-Nya dan berpisah karena-Nya (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah رضي الله عنه).

Persaudaraan karena Allah akan melahirkan kekuatan spiritual yang luar biasa. Ia tidak bergantung pada kepentingan dunia, tetapi pada keikhlasan dan iman.

3. Saling Menasehati dalam Kebenaran dan Kesabaran

Ciri persaudaraan yang sejati adalah saling menasehati dalam kebaikan, bukan saling menjatuhkan. Allah ﷻ berfirman:

وَالْعَصْرِ ﴿١﴾ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ﴿٣﴾

Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih, serta saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran (Al-‘Ashr: 1–3).

Pemuda Muslim harus saling mengingatkan agar tidak terjerumus dalam dosa, kemalasan, atau kesia-siaan. Nasehat bukan tanda benci, tetapi bukti cinta dalam ukhuwah Islamiyah.

4. Menjadi Penolong Saudaranya

Dalam kehidupan sosial, pemuda harus menumbuhkan semangat tolong-menolong. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Barang siapa melepaskan satu kesulitan seorang mukmin dari kesulitan dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya dari kesulitan di hari kiamat (HR. Muslim dari Abu Hurairah رضي الله عنه).

Pemuda yang kuat bukan hanya yang berprestasi, tetapi juga yang peduli dan siap membantu saudaranya tanpa pamrih.

Tantangan Persaudaraan di Era Modern

Di zaman ini, persaudaraan sering kali rapuh karena egoisme, media sosial, dan perbedaan pandangan. Banyak pemuda yang terpecah hanya karena komentar atau perbedaan pendapat di dunia maya. Padahal Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا

Janganlah kalian saling membenci, saling iri, dan saling memutuskan hubungan, tetapi jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik رضي الله عنه).

Maka, tugas pemuda hari ini adalah memperbaiki komunikasi, menebarkan cinta, dan menghapus kebencian antar sesama Muslim.

Penutup

Persaudaraan Islam adalah kekuatan besar yang menjadikan umat Islam berjaya di masa lalu. Kini, tugas pemuda Muslim adalah menghidupkan kembali semangat ukhuwah di tengah umat. Jadilah pemuda yang menyatukan, bukan memecah. Bangunlah jaringan persaudaraan yang kokoh di atas iman dan cinta karena Allah ﷻ.

Karena dari tangan-tangan pemuda yang bersaudara karena iman, akan lahir peradaban Islam yang kuat dan penuh berkah.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Tinggalkan Balasan