Bahaya Pacaran bagi Pemuda Muslim

Pendahuluan

Fenomena pacaran sudah menjadi hal yang biasa di kalangan pemuda zaman sekarang. Banyak yang menganggapnya wajar dan bagian dari proses mengenal pasangan. Padahal dalam pandangan Islam, pacaran adalah jalan yang membuka pintu dosa dan menjauhkan pemuda dari keberkahan hidup. Pemuda Muslim harus memahami bahwa cinta sejati tidak lahir dari pacaran, tetapi dari ikatan halal yang diridhai Allah ﷻ.

Larangan Mendekati Zina dalam Al-Qur’an

Allah ﷻ telah memperingatkan umat-Nya agar tidak mendekati perbuatan zina:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَىٰ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan jalan yang buruk (Al-Isra’: 32).

Ayat ini tidak hanya melarang zina, tetapi juga semua hal yang mendekatinya — termasuk berdua-duaan, berpacaran, dan bersentuhan tanpa ikatan pernikahan. Pacaran hanyalah langkah awal menuju perbuatan yang diharamkan.

Hadits tentang Larangan Khalwat dan Fitnah Perempuan

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلَّا وَمَعَهَا ذُو مَحْرَمٍ

Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali bersama mahramnya (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما).

Dan dalam hadits lain beliau ﷺ bersabda:

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

Tidaklah aku tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki setelahku daripada fitnah wanita (HR. Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid رضي الله عنهما).

Hadits-hadits ini menegaskan bahwa pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram akan menimbulkan fitnah dan kehancuran moral.

Dampak Buruk Pacaran

1. Melemahkan Iman dan Mengundang Dosa

Pacaran seringkali diawali dengan pandangan, berlanjut pada sentuhan, hingga akhirnya menjerumuskan pada perbuatan zina. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبَهُ مِنَ الزِّنَا مُدْرِكٌ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ، فَزِنَا الْعَيْنِ النَّظَرُ، وَزِنَا اللِّسَانِ الْمَنْطِقُ، وَالنَّفْسُ تَمَنَّى وَتَشْتَهِي، وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ ذَلِكَ كُلَّهُ أَوْ يُكَذِّبُهُ

Sesungguhnya Allah telah menetapkan bagi anak Adam bagiannya dari zina, tidak dapat dihindari: zina mata adalah memandang, zina lisan adalah berbicara, dan hati berangan-angan serta berhasrat; kemaluannya yang akan membenarkan atau mendustakannya (HR. Muslim dari Abu Hurairah رضي الله عنه).

2. Merusak Masa Depan dan Harga Diri

Pacaran menumbuhkan hubungan emosional tanpa tanggung jawab. Ketika berakhir, sering meninggalkan luka, penyesalan, dan kehilangan kehormatan. Banyak kasus pergaulan bebas dan kehamilan di luar nikah berawal dari pacaran yang dianggap “cinta suci.”

3. Menghilangkan Keberkahan dan Fokus Hidup

Pemuda yang sibuk dengan pacaran akan kehilangan semangat belajar, dakwah, dan amal shalih. Hatinya dipenuhi angan-angan dunia, sementara waktu terbaik dalam hidupnya terbuang untuk sesuatu yang tidak halal.

Solusi Islam: Cinta yang Halal dan Terhormat

Islam tidak melarang cinta, tetapi mengajarkannya dengan cara yang benar. Jika seorang pemuda mencintai seorang wanita, maka ia hendaknya menempuh jalan yang diridhai Allah ﷻ, yaitu pernikahan. Rasulullah ﷺ bersabda:

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ

Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian mampu menikah, maka menikahlah. Sesungguhnya menikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan (HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه).

Pernikahan adalah ikatan suci yang menjaga kehormatan dan menumbuhkan cinta yang penuh berkah.

Penutup

Pacaran bukanlah jalan cinta sejati, tetapi jalan menuju murka Allah ﷻ. Pemuda Muslim harus menjaga diri, menundukkan pandangan, dan mengisi masa mudanya dengan ibadah serta perjuangan yang bermanfaat. Cinta yang benar adalah cinta yang dibangun di atas iman dan diikat dengan pernikahan yang halal.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Tinggalkan Balasan