Peran Pemuda dalam Menyebarkan Sunnah Nabi ﷺ

Pendahuluan

Pemuda memiliki posisi penting dalam membangun dan menjaga kejayaan umat Islam. Sejarah mencatat bahwa para sahabat muda Rasulullah ﷺ adalah barisan terdepan dalam dakwah dan penyebaran Sunnah. Mereka belajar langsung dari Nabi ﷺ, mengamalkannya, lalu menyampaikannya kepada umat. Di era modern, tugas mulia ini tetap menjadi tanggung jawab para pemuda Muslim — menjadi penjaga Sunnah di tengah derasnya arus fitnah dan penyimpangan.

Perintah Menyebarkan Sunnah dalam Al-Qur’an

Allah ﷻ berfirman:

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ

Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik (An-Nahl: 125).

Ayat ini menjadi dasar bagi setiap Muslim, terutama para pemuda, untuk berdakwah dengan ilmu dan keteladanan. Menyebarkan Sunnah berarti mengajak manusia kepada petunjuk Rasulullah ﷺ dengan cara yang lembut, bijak, dan penuh kasih sayang.

Keutamaan Menyebarkan Sunnah Nabi ﷺ

Rasulullah ﷺ bersabda:

نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مَقَالَتِي فَوَعَاهَا، فَأَدَّاهَا كَمَا سَمِعَهَا، فَرُبَّ مُبَلَّغٍ أَوْعَى مِنْ سَامِعٍ

Semoga Allah memberikan cahaya kepada orang yang mendengar sabdaku, lalu menjaganya dan menyampaikannya sebagaimana ia mendengarnya. Bisa jadi orang yang disampaikan kepadanya lebih memahami daripada yang mendengarnya (HR. Abu Dawud dari Zaid bin Tsabit رضي الله عنه, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).

Hadits ini menegaskan kemuliaan orang yang menjaga dan menyebarkan Sunnah Nabi ﷺ. Ia mendapatkan doa keberkahan dari Rasulullah ﷺ dan menjadi perantara sampainya ilmu kepada generasi berikutnya.

Pemuda sebagai Pewaris Dakwah Rasulullah ﷺ

Para sahabat muda seperti Abdullah bin Abbas رضي الله عنهما, Mu’adz bin Jabal رضي الله عنه, dan Anas bin Malik رضي الله عنه adalah teladan pemuda yang berperan besar dalam meriwayatkan hadits dan mengajarkan Sunnah Nabi ﷺ. Mereka belajar dengan sungguh-sungguh, menulis, menghafal, dan menyebarkannya ke seluruh penjuru negeri.

Ciri Pemuda Penyebar Sunnah:

  1. Berilmu dan beradab – memahami Sunnah dengan ilmu yang benar, bukan berdasarkan hawa nafsu.

  2. Ikhlas dan istiqamah – menyebarkan kebenaran semata-mata karena Allah ﷻ.

  3. Lembut dalam berdakwah – tidak keras, tapi penuh hikmah dan kasih.

  4. Menjadi teladan – mengamalkan apa yang disampaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Menyebarkan Sunnah di Era Digital

Kini, media sosial dan dunia digital menjadi medan baru dakwah. Pemuda Muslim bisa menjadi pelopor dalam menyebarkan Sunnah melalui konten positif, kajian online, dan edukasi Islam yang benar. Namun, mereka juga harus berhati-hati dari penyebaran hadits palsu dan pemahaman yang menyimpang.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

Barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya di neraka (HR. Bukhari dan Muslim dari Al-Mughirah bin Syu’bah رضي الله عنه).

Hadits ini menjadi peringatan agar setiap penyebar dakwah berhati-hati dalam menukil hadits dan berita agama.

Penutup

Pemuda adalah ujung tombak dakwah Islam. Menyebarkan Sunnah Nabi ﷺ bukan hanya tugas ulama, tetapi kewajiban moral setiap pemuda Muslim yang mencintai Rasulullah ﷺ. Dengan ilmu, akhlak, dan keteladanan, mereka dapat menjadi cahaya yang menuntun umat kembali kepada ajaran Nabi ﷺ yang murni.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Tinggalkan Balasan