Mendidik anak bukan hanya tentang kecerdasan intelektual semata, tetapi juga membentuk karakter dan akhlak mereka. Seorang anak yang sejak kecil dibiasakan dengan akhlak yang baik akan tumbuh menjadi pribadi yang luhur, santun, dan bertanggung jawab. Dalam Islam, pendidikan akhlak memiliki kedudukan yang sangat tinggi, bahkan menjadi bagian dari misi kenabian Nabi Muhammad ﷺ.
Akhlak: Pilar Kepribadian Seorang Muslim
Akhlak adalah cerminan dari iman seseorang. Nabi Muhammad ﷺ bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah رضي الله عنه:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ ﷺ: مَا أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ؟ قَالَ: تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ
Abu Hurairah رضي الله عنه berkata: “Ditanyakan kepada Rasulullah ﷺ, ‘Apa yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga?’ Beliau menjawab, ‘Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik’” (HR. Tirmidzi, hasan shahih)
Hadits ini menunjukkan bahwa akhlak yang baik adalah salah satu faktor terbesar penentu keselamatan seseorang di akhirat kelak.
Masa Kecil: Waktu Terbaik Menanamkan Nilai-Nilai
Anak-anak berada dalam kondisi fitrah dan mudah menerima segala bentuk nilai dan perilaku yang diajarkan kepada mereka. Oleh karena itu, orang tua harus menjadi teladan pertama dalam akhlak.
Allah ﷻ berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka (At-Tahrim: 6)
Perintah ini mencakup upaya orang tua dalam mendidik anaknya agar terhindar dari segala bentuk keburukan, termasuk akhlak tercela.
Strategi Menanamkan Akhlak pada Anak
1. Menjadi Teladan dalam Perilaku
Anak-anak lebih mudah meniru daripada mendengar nasihat. Maka orang tua yang memperlihatkan kejujuran, kesabaran, kasih sayang, dan amanah akan lebih mudah membuat anak terbiasa dengan nilai-nilai tersebut.
2. Menyampaikan Kisah Para Nabi dan Orang Shalih
Kisah adalah sarana pendidikan yang sangat efektif untuk anak-anak. Kisah Nabi Ibrahim عليه السلام yang berbakti kepada ayahnya, atau kisah Nabi Yusuf عليه السلام yang sabar dalam menghadapi ujian, akan membekas dalam hati anak-anak.
3. Memberikan Pujian dan Penguatan Positif
Jika anak melakukan perbuatan baik, pujilah dan berikan semangat agar ia merasa bahagia dengan akhlak tersebut. Hal ini membuat mereka ingin terus mengulangi perbuatan baik itu.
4. Memberikan Teguran yang Lembut Saat Salah
Ketika anak berbuat salah, tegurlah dengan kasih sayang, bukan dengan marah-marah. Rasulullah ﷺ bersabda:
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي الْمِيزَانِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ
Abu Darda’ رضي الله عنه berkata, Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat di timbangan (pada hari kiamat) daripada akhlak yang baik” (HR. Abu Dawud, Shahih)
5. Mendoakan Anak dalam Setiap Keadaan
Doa orang tua adalah senjata yang luar biasa dalam membentuk pribadi anak. Jangan pernah bosan untuk mendoakan anak agar diberi akhlak mulia dan hati yang lembut.
Akhlak Adalah Warisan Terbaik
Pendidikan akhlak akan menjadi bekal anak dalam menghadapi kehidupan. Ilmu yang tinggi tanpa akhlak adalah bencana. Jabatan dan kekayaan tanpa akhlak hanya akan membinasakan. Maka warisan terbaik bukanlah harta, tetapi akhlak mulia yang menjadikan anak dicintai oleh manusia dan diridhai oleh Allah ﷻ.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الأَخْلَاقِ
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (HR. Ahmad, Shahih)
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|


