Menyatukan Visi Suami Istri dalam Mendidik Anak

Mendidik Anak adalah Tanggung Jawab Bersama

Dalam Islam, anak adalah amanah dari Allah ﷻ yang harus dipelihara dan dididik oleh kedua orang tuanya. Suami dan istri harus bersatu dalam visi dan misi pendidikan anak, tidak berjalan sendiri-sendiri atau bahkan saling bertentangan. Tanpa kesatuan pandangan, anak akan tumbuh dalam kebingungan dan kehilangan arah.

Allah ﷻ berfirman:

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ

Dan orang-orang yang beriman dan diikuti oleh anak cucu mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka (QS. Ath-Thur: 21)

Ayat ini menunjukkan bahwa kesatuan dalam iman antara orang tua dan anak adalah kunci keberhasilan pendidikan dan keselamatan keluarga di akhirat.

Pentingnya Kesamaan Tujuan dalam Mendidik

Pendidikan anak bukan sekadar aktivitas harian, tapi proyek jangka panjang yang membutuhkan strategi dan arah yang jelas. Maka suami dan istri harus sepakat tentang nilai-nilai apa yang akan diajarkan, batasan perilaku yang diterapkan, dan metode yang digunakan.

Jika ayah melarang sesuatu tapi ibu membolehkan, atau sebaliknya, anak akan bingung dan akhirnya tidak menghormati aturan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya (HR. al-Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Umar رضي الله عنهما)

Hadits ini menunjukkan bahwa kedua orang tua adalah pemimpin rumah tangga yang harus berkolaborasi, bukan berkompetisi.

Langkah Menyatukan Visi dalam Pendidikan Anak

1. Sepakat bahwa Tujuan Utama adalah Tauhid dan Ketaatan

Keduanya harus menyadari bahwa tujuan utama mendidik anak adalah agar mereka menjadi hamba Allah ﷻ yang bertakwa, bukan hanya anak yang sukses secara duniawi.

2. Komunikasi Rutin antara Suami dan Istri

Luangkan waktu untuk berdiskusi tentang perkembangan anak, kebiasaan baru yang muncul, dan tantangan yang dihadapi. Ini akan mencegah miskomunikasi dan ketidaksinkronan dalam mengambil keputusan.

3. Saling Mendukung Peran Masing-Masing

Suami sebagai qawwam bertanggung jawab secara utama, namun tidak boleh mendikte istri. Istri sebagai madrasah utama harus mendapat dukungan dan penghargaan dari suami. Keduanya saling melengkapi.

4. Jangan Saling Melemahkan di Depan Anak

Jika ada perbedaan pendapat, selesaikan di ruang pribadi, bukan di hadapan anak. Jangan pernah menjatuhkan pasangan di depan anak karena ini akan meruntuhkan wibawa pendidikan.

5. Sepakat dalam Penerapan Hukuman dan Hadiah

Buat aturan yang disepakati bersama, termasuk sistem konsekuensi. Anak akan tumbuh dengan lebih stabil jika disiplin yang diterapkan konsisten dari kedua orang tua.

Teladan dari Nabi Ibrahim عليه السلام dan Keluarganya

Kisah Nabi Ibrahim عليه السلام dan keluarganya adalah contoh nyata bagaimana kesatuan visi antara suami istri menghasilkan generasi yang luar biasa.

Ketika beliau meninggalkan Hajar dan Ismail di lembah yang tandus, Hajar tidak membantah, karena memahami tujuan agung dari perjuangan itu. Kelak, dari keluarga ini lahirlah Nabi Muhammad ﷺ.

Allah ﷻ berfirman:

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ

Wahai Rabb kami, jadikanlah kami berdua orang yang berserah diri kepada-Mu, dan jadikanlah dari keturunan kami umat yang berserah diri kepada-Mu (QS. Al-Baqarah: 128)

Kesatuan visi ini melahirkan keturunan yang tunduk dan taat kepada Allah ﷻ.

✨ Penutup: Satu Tujuan, Satu Komando

Mendidik anak bukan tugas yang ringan, apalagi jika dilakukan sendiri. Tapi ketika suami dan istri bersatu dalam niat, nilai, dan metode, maka pendidikan anak akan lebih kokoh dan diberkahi.

Mari bangun sinergi dalam rumah tangga: suami sebagai pemimpin yang penuh hikmah, istri sebagai pendidik yang penuh cinta, dan anak-anak sebagai generasi yang akan menapaki jalan tauhid dengan bimbingan kedua orang tuanya.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Tinggalkan Balasan