Ayah dalam Islam: Pemimpin yang Bertanggung Jawab
Dalam Islam, ayah memiliki peran utama dan strategis dalam pendidikan anak dan pembinaan rumah tangga. Ia bukan hanya pencari nafkah, tetapi juga pemimpin spiritual, teladan moral, dan penjaga prinsip tauhid dalam keluarga. Seorang ayah adalah qawwām — pemimpin yang bertanggung jawab penuh atas arah dan keselamatan keluarganya, dunia dan akhirat.
Allah ﷻ berfirman:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka (QS. An-Nisa: 34)
Kepemimpinan ini bukan otoritas tanpa batas, tetapi amanah besar yang kelak akan ditanya di hadapan Allah ﷻ.
Amanah yang Akan Dipertanggungjawabkan
Rasulullah ﷺ bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ، وَهُوَ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya itu (HR. al-Bukhari dan Muslim, dari sahabat Abdullah bin Umar رضي الله عنهما)
Ini menunjukkan bahwa ayah bukan hanya punya hak kepemimpinan, tapi juga beban tanggung jawab yang besar.
Teladan dalam Ibadah dan Akhlak
Anak-anak akan melihat dan meniru lebih cepat daripada mendengar dan mentaati perintah. Maka ayah harus menjadi teladan utama dalam shalat, jujur, sabar, menjaga lisan, bekerja keras, dan bersikap adil.
Sebagaimana Ibrahim عليه السلام menjadi teladan bagi anak dan umatnya. Allah ﷻ memuji beliau:
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِّلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang taat kepada Allah, hanif, dan tidak termasuk orang-orang musyrik (QS. An-Nahl: 120)
Kepemimpinan ayah dimulai dari keteladanan, bukan sekadar instruksi.
Peran Ayah dalam Pendidikan Anak
1. Mengajarkan Tauhid dan Iman
Sebagaimana para nabi mendidik anak mereka dengan tauhid. Contohnya, Nabi Ya’qub عليه السلام:
إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِن بَعْدِي ۖ قَالُوا نَعْبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَٰهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
(Ingatlah) ketika Ya’qub berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kalian sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu, Tuhan nenek moyangmu: Ibrahim, Ismail, dan Ishaq; Tuhan Yang Maha Esa, dan kami adalah orang-orang yang berserah diri kepada-Nya” (QS. Al-Baqarah: 133)
2. Menjadi Penegak Disiplin yang Adil
Ayah adalah penjaga kedisiplinan dalam keluarga. Bukan dengan kekerasan, tapi dengan keadilan, kejelasan aturan, dan konsistensi.
3. Menjadi Sahabat yang Dekat dengan Anak
Meski sebagai pemimpin, ayah tidak boleh menciptakan jarak dengan anak. Ia harus mampu menjadi teman bicara, tempat curhat, dan pemberi dukungan. Rasulullah ﷺ bermain dengan cucunya dan memeluk mereka dengan penuh kasih sayang.
4. Menjadi Pembimbing Perjalanan Hidup Anak
Ayah adalah kompas hidup anak. Ia membimbing anak dalam memilih jalan hidup, karier, teman, bahkan pasangan. Semua harus diwarnai nilai tauhid dan akhirat.
️ Peran Ayah Tidak Bisa Digantikan
Kesibukan bukan alasan untuk lepas tangan. Sehebat apapun seorang ibu, peran ayah tidak bisa tergantikan. Rumah tanpa sosok ayah yang hadir secara ruhiyah dan emosional adalah rumah yang kehilangan arah.
Anak lelaki butuh ayah untuk belajar tanggung jawab dan kepemimpinan. Anak perempuan butuh ayah untuk belajar menjadi wanita yang tahu harga diri dan tidak mudah tergoda.
✨ Penutup: Jadilah Ayah yang Menuntun ke Surga
Setiap ayah punya kesempatan menjadi jalan anak menuju surga. Bukan dengan uang banyak, tapi dengan teladan tauhid, adab, cinta, dan ketegasan yang penuh hikmah.
Wahai para ayah, hadirkan dirimu dalam setiap pertumbuhan anakmu. Karena ayah yang hebat bukan yang sibuk mengejar dunia, tapi yang sibuk memimpin keluarganya ke akhirat.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|


